Skip to main content

Smart Phone Idiot People

Berdasarkan tulisan  di www.zdnet.com yang dipublish pada Juli 2017, disebutkan bahwa ada 55 milliar pesan terkirim , 4.5 milliar foto yang dishare dan 1 Miliar video yang dikirim per hari. Dan 1 milliar pengguna aktif per hari secara global.

Lain halnya dengan Facebook berdasarkan tulisan Omnicore setiap 60 detik  ada 317.000 update status, dan 147.000 foto diupload, belum termasuk angka yang like dan komen.

Bandingkan dengan jumlah penduduk dunia pada 2017 berdasarkan data World Bank adalah sekitar  7.5 milliar.

Artinya setiap orang yang aktif di whatsapp dan facebook perlu butuh waktu yang banyak untuk scroll  down membaca pesan,   melihat update terbaru, update status, upload foto dan seterusnya tanpa berkesudahan tanpa mengenal tempat dan waktu.

Tidak ada yang salah dengan sosial media, adalah orang yang menggunakannya secara berlebihan dan tidak produktif secara tidak sadar membuang waktu yang sangat berharga dengan hal-hal yang tidak berfaedah sebenarnya. Para pendiri social media sendiri tidak mengupdate status mereka lebih sering dari pengguna biasa.

Fakta yang tidak kalah menarik adalah orang yang update status lagi ikut kebaktian, yang artinya waktu ibadah pun digunakan untuk social media, apa tidak ada waktu lain, apakah pesan WA tidak bisa menunggu.

Smart phone yang kita pegang adalah benar-benar smartphone, hampir semua hal yang berkaitan dengan teknologi bisa dilakukannya, tetapi orang yang menggunakannya secara tidak tepat adalah  yang menjadi orang idiot, kita harus lebih smart dari gadget yang kita pegang.


Comments

Popular posts from this blog

Selamatkan diri masing-masing

Beberapa kali saya ketemu orang yang baru pulang dari acara kebaktian minggu, mengomentari isi khotbah pendeta. Komentar yang paling sering muncul adalah, "gereja ini tidak peka dengan kondisi jemaat-nya, sudah tau kondisi ekonomi lagi susah begini, isi khotbahnya pun tidak berusaha menenangkan jemaatnya, malah membahas hal yang lain". Waktu saya dulu pernah galau, saya juga pernah merasakan hal yang sama, dan memberikan komentar yang persis sama seperti diatas. Seiringnya waktu kemudian saya menyadari bahwa Gereja atau Pendeta atau yang sama dengan itu juga belum tentu memahami apa yang sedang anda rasakan, apa pergumulan anda, tetapi Allah maha tahu, kepadaNyalah kita berseru, jangan memberi pengharapan kepada sesama manusia, karena kemungkinan besar kita bisa kecewa. Tetapi Tuhan tidak pernah ingkar janji, kepada-Nya lah kita berserah.